Selasa, 06 Desember 2016
Ujian Nasional
YANG saya maksudkan ujian nasional (UN) di sini adalah UN yang sekarang dilaksanakan di era ini. Tepatnya, UN dianggap sebagai penentu kelulusan siswa. Bahkan, di Amerikapun akhirnya UN dihapus karena bertentangan dengan filsafat pendidikan.
Filsafat pendidikan yang baik
Standar pendidikan bagi daerah yang situasi dan kondisi yang berbeda-beda (heterogen) tidaklah tepat apabila standar itu dijadikan penentu kelulusan.
Pendapat pakar dan pengamat pendidikan
Linda Hammond (1994)
Pakar pendidikan dari Columbia University,berpendapat bahwa nasionalisasi ujian sekolah tidak bisa memberi kreativitas guru. Sekolah tidak bisa menciptakan strategi belajar sesuai dengan perbedaan kondisi sosial, ekonomi, budaya, serta kemajuan teknologi. Sistem pendidikan top down oriented, tak bisa menjawab masalah yang ada di daerah-daerah berbeda.
Arief Rachman
Pengamat pendidikan, yang juga tidak sepakat dengan pernyataan mendiknas bahwa turunnya angka kelulusan semata-mata disebabkan semakin tingginya tingkat kejujuran. Ujian Nasional sebagai satu-satunya syarat kelulusan tentu tidak adil (edukasi.kompasiana.com)
UN sebagai penentu kelulusan menimbulkan berbagai dampak negatif.
Antara lain:
-Kebijakan ujian nasional dinilai memiliki serangkaian dampak negatif, mulai aspek ekonomi, psikologis hingga moral.
-Menimbulkan peluang kecurangan dan kecurigaan. Baik dilakukan siswa maupun guru atau sekolah.
-Sistem multiple choice mengakibatkan Yang lulus belum berarti mereka lebih pintar daripada yang tidak lulus dan begitu pula sebaliknya yang tidak lulus tidak mengindikasikan bahwa mereka lebih bodoh.
-Pemerintah mungkin lupa akan adanya kecerdasan majemuk dan sifat para siswa yang memang sangat beragam. Coba saja tanyakan pada para psikolog, setiap siswa memerlukan perlakuan yang berbeda termasuk dalam hal cara belajar.
-Para siswa akan berorientasi pada nilai sehingga ilmu tidaklah berarti bagi mereka.
-Meningkatkan stres di kalangan siswa sekolah menjelang ujian nasional / UN
-Tindak kecurangan
-Orang yang jenius di banyak bidang studi namun lemah di satu bidang studi tidak bisa lulus ujian nasional..
-Menimbulkan ketidakpercayaan terhadap sistem pendidikan di Indonesia sehingga akan banyak orang yang putus sekolah dan berusaha mencari uang dengan bekerja atau berwiraswasta (organisasi.org).
Kenapa kemendiknas tetap ngotot menyelenggarakan UN?
1.Sudah menjadi rahasia umum bahwa UN sebenarnya merupakan sebuah proyek bisnis bernilai triliunan rupiah. Komisi atau feenya tentu milyaran atau puluhan atau mungkin ratusan milyar.
2.Disadari atau tidak disadari terjebak pada filsafat pendidikan yang keliru.
Filsafat UN yang benar
UN perlu dan bisa dikatakan memenuhi filsafat pendidikan yang benar apabila:
-UN tidak sebagai penentu kelulusan
-UN hanya sebagai alat untuk memetakan kualitas pendidikan per sekolah, per daerah, per regional dan secara nasional
-UN SMA sebaiknya sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian masuk ke PTN
Segi positif UN menurut filsafat pendidikan yang benar
-Tidak menimbulkan stres
-Sangat mengurangi angka kecurangan
-Bisa diketahui mana sekolah-sekolah yang tidak atau kurang berkualitas, dicari penyebabnya dan dicarikan solusinya
-Siswa SMA yang tidak lulus UN tetapi lulus ujian sekolah tetap bisa melanjutkan ke perguruan tinggi walaupun di PTS.
-Mampu meningkatkan persaingan sehat bagi mereka yang ingin diterima di PTN
-Kelulusan ditentukan sepenuhnya oleh pihak sekolah sehingga para siswa tetap memiliki optimisme yang tinggi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar