Erat
hubungannya dengan konsepsi Aristoteles mengenai filsafat ialah, konsepsi yang
dianut oleh Jacques Maritain. Filsuf Katholik ini menitikberatkan pada segi
usaha menegetahui dari Filsafat. Jacques Maritain antara lain mengatakan:
“filsafat
bukanlah suatu kebijaksanaan mengenai tingkah laku atau kehidupan praktik yang
berupa perbuatan yang baik. Filsafat ialah suatu kebijaksanaan dan sifatnya
pada hakekatnya berupa usaha mengetahui. Bagaimana caranya? Mengetahui dalam
arti yang paling penuh serta paling tegas, yaitu mengetahui dengan kepastian
dan dapat menyatakan mengapa barang sesuatu itu seperti keadaannya dan tidak
dapat lain daripada itu. Artinya, mengetahui berdasarkan sebab-sebabnya.”
Filsafat
merupakan ilmu pengetahuan yang dengan cahaya kodrati akal budi mempelajari
sebab-sebab pertama atau asas-asas tertinggi dari segala sesuatu. Dengan
perkataan lain, filsafat merupakan ilmu pengetahuan tentang hal-hal pada
sebab-sebabnya yang pertama, sejauh sebab-sebab ini termasuk dalam ketertiban
alam.
Lawankanlah sekali lagi dengan
catatan-catatan yang dibuat oleh John Dewey.
“ukuran
pertama tentang nilai suatu filsafat yang dikemukakan kepada kita: apakah filsafat
itu berakhir dengan kesimpulan-kesimpulan yang jika dihubungkan kembali dengan
pengalaman-pengalaman hidup sehari-hari serta peristiwa-peristiwanya,
menjadikan pengalaman-pengalaman serta peristiwa-peristiwa itu bersifat lebih
bermakna serta lebih jelas, dan menyebabkan kita lebih berhasil dalam
menanganinya?”
Sebagaimana
dikatakan, bagi Dewey peranan filsafat tidak berbeda dengan perenungan
kefilsafatan itu sendiri. Sedangkan bagi Hocking, Maritain, dan sebagian tokoh
yang lain, ada dua pertanyaan yang perlu dipisahkan: (1) apakah filsafat itu?
(2) apakah peranan serta nilainya?
Orang-orang
yang sangat berbeda pandangannya tentang hakekat filsafat, dapat dan memang
sering sependapat mengenai peranan serta nilainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar