Selasa, 06 Desember 2016

Filsafat Sebagai Usaha Untuk Mengetahui



Erat hubungannya dengan konsepsi Aristoteles mengenai filsafat ialah, konsepsi yang dianut oleh Jacques Maritain. Filsuf Katholik ini menitikberatkan pada segi usaha menegetahui dari Filsafat. Jacques Maritain antara lain mengatakan:
“filsafat bukanlah suatu kebijaksanaan mengenai tingkah laku atau kehidupan praktik yang berupa perbuatan yang baik. Filsafat ialah suatu kebijaksanaan dan sifatnya pada hakekatnya berupa usaha mengetahui. Bagaimana caranya? Mengetahui dalam arti yang paling penuh serta paling tegas, yaitu mengetahui dengan kepastian dan dapat menyatakan mengapa barang sesuatu itu seperti keadaannya dan tidak dapat lain daripada itu. Artinya, mengetahui berdasarkan sebab-sebabnya.”
Filsafat merupakan ilmu pengetahuan yang dengan cahaya kodrati akal budi mempelajari sebab-sebab pertama atau asas-asas tertinggi dari segala sesuatu. Dengan perkataan lain, filsafat merupakan ilmu pengetahuan tentang hal-hal pada sebab-sebabnya yang pertama, sejauh sebab-sebab ini termasuk dalam ketertiban alam.
Lawankanlah sekali lagi dengan catatan-catatan yang dibuat oleh John Dewey.
“ukuran pertama tentang nilai suatu filsafat yang dikemukakan kepada kita: apakah filsafat itu berakhir dengan kesimpulan-kesimpulan yang jika dihubungkan kembali dengan pengalaman-pengalaman hidup sehari-hari serta peristiwa-peristiwanya, menjadikan pengalaman-pengalaman serta peristiwa-peristiwa itu bersifat lebih bermakna serta lebih jelas, dan menyebabkan kita lebih berhasil dalam menanganinya?”
Sebagaimana dikatakan, bagi Dewey peranan filsafat tidak berbeda dengan perenungan kefilsafatan itu sendiri. Sedangkan bagi Hocking, Maritain, dan sebagian tokoh yang lain, ada dua pertanyaan yang perlu dipisahkan: (1) apakah filsafat itu? (2) apakah peranan serta nilainya?
Orang-orang yang sangat berbeda pandangannya tentang hakekat filsafat, dapat dan memang sering sependapat mengenai peranan serta nilainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar