Kamis, 08 Desember 2016

Metafisika



llmu mempelajari realitas sebagaimana adanya. Namun apakah realitas itu sebenarnya? Apakah apa yang kita lihat dan kita raba sesungguhnya mencerminkan objek yang sesungguhnya? Bila kita haus dan minum air maka dalam segelas air yang kita minum sebenarnya terdiri dari berjuta molekul. Molekul air itu dapat diurai menjadi unsur hidrogen dan oksigen. Unsur oksigen ini berupa agregasi atom. Dan atom merupakan entitas yang terdiri dari proton dan elektron serta berbagai partikel lainnya. Jadi apakah realitas itu? Apakah fakta yang kita lihat itu adalah benar-benar merupakan dirinya ataukah sebatas fenomena? Cabang filsafat yang mempelajari masalah ini disebut sebagai metafisika. Metafisika mempelajari prinsip-prinsip realitas serta keteraturan yang mengatur realitas tersebut.

Beberapa Tafsiran Metafisika
Metafisika adalah pengkajian mengenai berbagai gagasan atau tafsiran tentang realitas. Dunia fisik adalah dunia yang dapat dijangkau oleh pancaindei’a sedangkan dunia metafisik adalah dunia yang dapat dijangkau lewat penalaran. Masalah metafisika dapat dibagi ke dalam dua golongan yakni ontologi dan kosmologi.
Ontologi mengkaji masalah fundamental dari realitas seperti ruang dan waktu sedangkan kosmologi mengkaji masalah kesanrvasemestaan seperti keteraturan ordefi yang mengikat seluruh entitas. llmu sendiri memusatkan perhatian pada ontoiogi sebagai dasar pijakan bagi penelaahannya di dunia empiris.
Secara ontologis ilmu membatasi penjelajahannya pada dunia fisik yang dapat dijangkau oleh pancaindera dengan penafsiran tentang realitas berdasarkan visi keilmuan (metafisika keilmuan). Cogito ergo sun! (saya berpikir maka saya ada!). Descartes mulai menyusun filsafatnya secara deduktif berdasarkan pernyataan yang baginya merupakan kebenaran yang tidak diragukan lagi. Untuk itu dia meragukan segala sesuatu sampai dia pada kesimpulan bahwa karena berpikirlah maka dia itu secara realitas memang ada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar