Selasa, 06 Desember 2016

Filsafat Membawa Kita Kepada Pemahaman Dan Tindakan

Filsafat tidak mengajarkan pengetahuan praktis. Bagaimana membuat roti, bagaimana mengatasi stres, dsb.
Tujuan filsafat = mengumpulkan pengetahuan manusia sebanyak mungkin, menerbitkan, dan mengatur semuanya itu dalam bentuknya yang sistematis.
Filsafat membawa kepada pemahaman. Pemahaman membawa kepada tindakan yang lebih baik.
Contoh: Socrates (470 – 399 SM) dihukum mati dengan minum racun tahun 399 SM karena dituduh merusak jiwa kaum muda Athena. Socrates sebenarnya memiliki kesempatan untuk membebaskan diri, misalnya dengan bantuan teman-temannya yang kaya dia bisa melarikan diri. Tetapi dia justru “taat” pada keputusan penguasa yang telah memfitna dia. Mengapa Socrates mau bertindak demikian?
Kita belajar dari Socrates bagaimana memutuskan tindakan tertentu. Sebelum suatu tindakan tertentu yang baik diambil, Socrates berkumpul bersama teman-temannya, mereka mendiskusikan alasan-alasan apa jika Socrates melarikan diri. Mereka juga membicarakan apakah tindakan melarikan diri itu lebih baik secara moral dibandingkan dengan “menerima” hukuman? Akhirnya dalam diskusi itu mereka sampai pada pemikiran bahwa memang tidak tepat bagi Socrates untuk melarikan diri. Di sinilah pemikiran filsafat selesai. (Paradoks Socrates: Virtue is one, virtue is knowledge, and no one is knowingly does what is bad!)
Socrates kemudian memutuskan (mengambil tindakan) praktis tertentu, yakni tidak melarikan diri. Tindakan ini tentu bersumber dari pemikiran dan renungan filosofisnya, tetapi tindakan praktis tersebut bukanlah bagian dari pemikirannya.
Coba camkan ini: Tindakan tertentu kita (pikirkan tindakan konkret tertentu) bersumber dari pemikiran kita tetapi bukan merupakan bagian dari pemikiran kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar