Selasa, 06 Desember 2016

Ciri dan Sifat Permasalahan Filsafat


Secara etimologi istilah filsafat berasal dari bahasa Arab, yaitu falsafah. Ada pula yang berpendapat bahwa istilah tersebut berasal dari bahasa Inggris “psilosophy”. Kedua istilah tersebut berakar kepada bahasa Yunani yaitu “philosophia”. Istilah tersebut memiliki dua unsur asasi, yaitu: “philein” dan “shopia”. Philien berarti cinta, sedangkan sophia berarti kebijaksanaan.
Filsafat mempunyai ciri dan sifat dalam permasalahan filsafat, diantaranya yaitu:
a) Tidak menyakut fakta. Pertanyaan-pertanyaan kefilsafatan tidak merupakan pertanyaan tentang hal-hal yang bersifat faktual.
b) Menyakut keputusan-keputusan tentang nilai. Pertanyaan-pertanyaan atau persoalan filsafat merupakan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan keputusan-keputusan tentang nilai-nilai. Dalam kaitan ini dapat kita rumuskan bahwa filsafat bukanlah memikirkan tentang fakta-fakta, akan tetapi suatu aktivitas untuk mencapai kebijaksanaan.
c) Pertanyaan filsafat bersifat kritis. Salah satu tugas utama seorang filsuf adalah mengkaji dan menilai asumsi-asumsi mengungkapkan makna asumsi-asumsi dan menentukan batas-batas aplikasinya. Dengan demikian untuk sebagian filsafat merupakan suatu kegiatan terhadap konsep-konsep dan makna-makna yang dalam suatu segi tertentu biasa diterima secara tanpa koreksi lebih lanjut.
d) Pertanyaan kefilsafatan bersifat spekulatif. Pertanyaan-pertanyaan kefilsafatan melampaui batas-batas pengetahuan yang telah mapan. Para filsuf berusaha untuk menduga kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi yang berada di luar pengetahuan saat ini.
e) Pertanyaan kefilsafatan bersifat sinoptik atau wholistik, dengan pertanyaan seperti ini berarti filsafat memandang suatu masalah secara integral. Permikiran kefilsafatan berusaha menyatupadukan dan menggeneralisasi segi-segi dari benda-benda atau hal-hal tertentu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar