Etika
keilmuwan merupakan etika normatif yang merumuskan prinsip-prinsip etis yang
dapat dipertanggungjawabkan secara rasional dan dapat diterapkan dalam ilmu
pengetahuan. Tujuan etika keilmuan dapat menerapkan prinsip-prinsip moral,yaitu
yang baik dan menghindarkan dari yang buruk ke dalam prilaku keilmuannya,sehingga
ia dapat menjadi ilmuwan yang mempertanggungjawabkan perilaku ilmiahnya.
Etika
normatif menetapkan kaidah-kaidah yang mendasari pemberian penilaian terhadap
perbuatan-perbuatan apa yang seharusnya dikerjakan dan apa yang seharusnya
terjadi serta menetapkan apa yang bertentangan dengan yang seharusnya terjadi. Pokok
persoalan dalam etika keilmuan selalu mengacu kepada elemen-elemen kaidah
moral, yaitu hati nurani, kebebasan dan tanggung jawab, nilai dan norma yang
bersifat utilitaristik (kegunaan). Hati nurani di sini adalah penghayatan
tentang yang baik dan yang buruk yang dihubungkan dengan perilaku manusia.
Nilai dan norma yang harus berada pada etika keilmuan adalah nilai dan norma moral.
Nilai dan norma yang harus berada pada etika keilmuan adalah nilai dan norma moral.
Lalu apa yang
menjadi kriteria pada nilai dan norma moral itu? Nilai moral tidak berdiri
sendiri, tetapi ketika ia berada pada atau menjadi milik seseorang, ia akan
bergabung dengan nilai yang ada seperti nilai agama, hukum, budaya, dan
sebagainya. Yang paling utama dalam nilai moral adalah yang terkait dengan
tanggung jawab seseorang. Norma moral menentukan apakah seseorang berlaku baik
ataukah buruk dari sudut etis. Bagi seorang ilmuwan, nilai dan norma moral yang
dimilikinya akan menjadi penentu, apakah ia sudah menjadi ilmuwan yang baik
atau belum.
Penerapan
ilmu pengetahuan yang telah dihasilkan oleh para ilmuwan, apakah itu berupa
teknologi, maupun teori-teori emansipasi masyarakat dan sebagainya itu,
mestilah memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan, nilai agama, nilai adat, dan
sebagainya. Ini berarti ilmu pengetahuan tersebut sudah tidak bebas nilai.
Karena ilmu sudah berada di tengah-tengah masyarakat luas dan masyarakat akan
mengujinya.
Oleh karena
itu, tanggung jawab lain yang berkaitan dengan penerapan teknologi di
masyarakat, yaitu menciptakan hal positif. Namun, tidak semua teknologi atau
ilmu pengetahuan selalu memiliki dampak positif ketika berada di tengah
masyarakat. Kadangkala teknologi berdampak negatif, misalnya masyarakat menolak
atau mengklaim suatu pandangan-pandangan yang telah ada sebelumnya, seperti
rekayasa genetika (cloning manusia) yang dapat dianggap bertentangan dengan
kodrat manusia atau ajaran agama. Dalam persoalan ini perlu ada penjelasan
lebih lanjut. Bagi seorang ilmuwan apabila ada semacam kritikan terhadap ilmu
harus menjelaskan hasil penelitiannya sejernih mungkin atas dasar rasionalitas
dan metodologis yang tepat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar