Filsafat memberikan gambaran bagaimana pengetahuan
memberikan kesadaran kepada manusia tentang kenayataan yang diberikan oleh
filsafat dapat diikuti contoh berikut ini:
Ada
seorang guru yang mempunyai kesadaran diri untuk meningkatkan dan mendapatkan
pemahaman yang ada dalam kehidupan nyata, misalnya bagaimana pengetahuan
tersebut diperolehnya dan bagaimana bentuk dari pengetahuan yang telah
dikuasainya itu, maka filssafatlah yang membantu guru tersebut untuk
menjawabnya. Karena memang di dalam abad ini masalah pengetahuan pusat
permasalahan di dalam agenda dari seorang ahli filsafat. Guru dan pemikir tadi
menyatakan pendapatnya dengan dukungan
yang persuasif ialah apa yang dikehaui ialah apa saja yang kita buktikan.
Apakah kita pernah membantah bahwa hari cerah dan tidak ada mendung bila kita
dan orang lain melihat sinar matahari? Apakah sinar matahari telah tertangkap
oleh mata kita? Dan apakah kita akan membantah bahwa api itu panas setelah kita
memasukkan jari kita ke tempat api dan segera menariknya karena api itu melukai jari kita. Jika kita memikirkan
semua itu, maka akan memperoleh seperangkat pengetahuan dan pengalaman empiris.
Pengetahuan
yang berguna tidak senantiasa langsung diperoleh, tetapi dapat juga secara
tidak langsung yang merupakan pengertian eksistensi yang diambil secara
empiris. Dengan membatasi pengetahuan pada pengalaman empiris saja berarti
mengabaikan sekian banyak yang kita rasa
telah diketahui. Kita hanya merasa memiliki perasaan uang semacam intuisi,
meskipun kita tidak dapat membuktinkannya. Dan kita menjadikan perasaan
tersebut sebagai suatu dasar untuk sikap atau keputusan.
Dari
uraian tadi dapat disimpulkan bahwa kedudukan filsafat bagi seorang guru adalah memberikan pengertian dan kesadaran
kepada pendidik atau guru akan arti pengetahuan tentang kenyataan yang
diberikan oleh filsafat. Berdasarkan dasar-dasar hasil kenyataan itu, maka
filsafat memberikan pedoman kepada pendidik khusunya guru. Pedoman itu mengenai
suatu yang terdapat disekitar lingkungan pendidikan. Dengan akal, filsafat
memberikan pedoman pendidik berfikir guna memperoleh pengetahuan. Dengan
kehendak, dan rasa, maka filsafat memberikan pedoman tentang kesusilaan
mengenai baik dan buruk.
Guru sebagai pribadi mempunyai
tujuan hidupnya dan guru sebagai warga masyarakat mempunyai tujuan hidup
bersama. Filsafat pendidikan harus mampu memberikan pedoman kepada para
pendidik (guru). Hal tersebut akan mewarnai sikap perilakunya dalam mengelola
proses belajar mengajar (PBM). Selain itu pemahaman filsafat pendidikan akan
menjauhkan mereka dari perbuatan meraba-raba, mencoba-coba tanpa rencana dalam
menyelesaikan masalah-masalah pendidikan.
Peran filsafat pendidikan bagi guru,
dengan filsafat metafisika guru mengetahui hakekat manusia, khususnya anak
sehingga tahu bagaimana cara memperlakukannya dan berguna untuk mengetahui
tujuan pendidikan. Dengan filsafat epistemologi guru mengetahui apa yang harus diberikan
kepada siswa, bagaimana cara memperoleh pengetahuan, dan bagaimana cara
menyampaikan pengetahuan tersebut. Dengan filsafat aksiologi guru memehami yang
harus diperoleh siswa tidak hanya kuantitas pendidikan tetapi juga kualitas
kehidupan karena pengetahuan tersebut. Yang menentukan filsafat pendidikan
seorang guru adalah seperangkat keyakinan yang dimiliki dan berhubungan kuat
dengan perilaku guru, yaitu: Keyakinan mengenai pengajaran dan pembelajaran,
siswa, pengetahuan, dan apa yang perlu diketahui.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar