Selasa, 27 Desember 2016

Fakta Dibalik Mawar Hitam


bunga mawar hitam
Mawar merupakan salah satu jenis tanaman bunga hias yang mempunyai batang berduri. Selama ini mawar juga dikenal sebagai ratu bunga yang melambangkan kehidupan suatu peradaban manusia. Tanaman mawar berasal dari dataran Eropa Timur, yang kemudian berkembang ke dataran Cina dan Timur Tengah. Setelah itu, perkembangannya sangat pesat dan kemudian menyebar luas ke daerah-daerah beriklim dingin (subtropis) dan daerah panas (tropis).


Salah satu jenis bunga mawar yang cukup populer adalah bunga mawar hitam. Para peminat bunga yang satu ini ternyata sangat banyak, mereka umumnya menyukainya karena terbilang cukup unik dari jenis mawar lainnya. Disamping unik, ada beberapa orang tertentu yang memanfaatkan bunga mawar hitam untuk tujuan-tujuan tertentu.
Di antara berbagai jenis bunga mawar, boleh jadi saat ini keberadaan jenis bunga mawar hitam adalah yang paling langka dibandingkan jenis bunga mawar lainnya. Keberadaan bunga mawar hitam selama ini identik dengan ilmu hitam atau digunakan untuk bahan sesaji dalam ritual-ritual tertentu, dan ancaman kematian atau pembunuhan. Selain itu penggunaan bunga mawar hitam juga melambangkan perpisahan, akhir dari suatu hubungan, atau berakhirnya suatu kerjasama. Bunga mawar hitam hanya ditemukan di pedalaman hutan-hutan belantara yang bersuhu sejuk dengan curah hujan tinggi. Biasanya tanaman mawar hitam tumbuh sebagai parasit dengan menempel pada batang atau akar pohon berukuran besar. Namun, apa yang telah kita kenal selama ini sebagai bunga mawar hitam tidak lain adalah jenis dari bunga mawar merah yang mempunyai intensitas warna merah yang sangat banyak atau pekat. Kepekatan warna merah dari jenis bunga mawar merah tersebut disebabkan oleh kandungan pigmen antosianin dan senyawa flavonoid yang sangat tinggi. banyak penyebab yang menjadikan jenis bunga mawar merah tersebut memiliki kepekatan warna yang tinggi sehingga terlihat seperti sebuah bunga mawar hitam. Di antaranya, varian atau spesies jenis bunga, cuaca, sinar matahari, kandungan substrat tempat tumbuh, dan kelainan genetik.
Habitat bunga mawar hitam banyak ditemukan di pedalaman hutan yang sedkit mendapat sinar matahari, cuaca di lingkungan hutan yang sering hujan dan bersuhu dingin. Hal ini karena dengan sedikit intensitas dari cahaya matahari yang menyinari tanaman mawar merah akan membuat penumpukan terhadap kadar antosianin menjadi banyak sehingga tidak terurai atau teroksidasi. Begitu juga pengaruhnya dengan cuaca, seperti udara dingin. Udara dingin akan membuat reaksi metabolisme atau penguraian senyawa pigmen oleh enzim tanaman menjadi lambat sehingga warna yang dihasilkan tidak menjadi cepat rusak. Oleh karena itu, mengapa tanaman bunga mawar hitam hanya ditemukan di daerah tersebut. Namun demikian, para peneliti tanaman juga sangat antusias meneliti kemungkinan pengembangan varietas baru bunga mawar hitam dari penyilangan jenis-jenis mawar tertentu. Jadi, suatu hari nanti kita dapat melihat varietas baru murni jenis tanaman bunga mawar hitamyang dapat dibeli di toko-toko tanaman bunga.

Apakah Semua Orang Pernah Alay?



Mungkin kalian pernah sebel saat lihat/ketemu orang alay. Terkadang kalian risih dengan kehadiran mereka. Sampai-sampai kalian mejauhi orang-orang yang menurut kalian Alay. Ya begitulah manusia, mereka tidak suka dengan ke alayan orang lain tapi mereka tidak sadar bahwa mereka itu juga Alay.
Arti alay yang sesungguhnya adalah merupakan sekelompok minoritas yang mempunyai karakterisitik unik di mana penampilan dan bahasa yang mereka gunakan terkadang menyilaukan mata dan menyakitkan telinga bagi mayoritas yang tidak terbiasa bersosialisasi dengannya (Kata-katanya tinggi banget). Alay merupakan singkatan dari 'anak layangan' atau 'anak lebay'. Alay merujuk pada gaya yang dianggap berlebihan (lebay) dan selalu berusaha menarik perhatian.
Seorang yang dikatakan Alay umumnya memiliki perilaku yang unik dalam hal Bahasa dan Gaya Hidup. Dalam gaya bahasa, terutama bahasa tulis, alay merujuk pada kesenangan remaja menggabungkan huruf besar-huruf kecil, menggabungkan huruf dengan angka dan simbol, atau menyingkat secara berlebihan. Dalam gaya bicara, mereka berbicara dengan intonasi dan gaya yang berlebihan. Dan dalam hal Gaya hidup. Biasanya orang-orang yang dikategorikan alay cenderung suka untuk mencari perhatian dan ingin diperhatikan. Terkadang mereka juga sering ngomong-ngomong dan ketawa-ketawa sendiri. Itu yang memnyebabkan orang-orang lebih sering menyebut mereka orang autis dari pada orang alay.
Tapi taukah kalian, sebenarnya semua orang pernah alay?. Jika tidak percaya sekarang coba buka FB kalian. Terus lihat profil kalian dan lihatlah status & foto kalian di 3-5 tahun yang lalu. Dan sekarang kalian pasti merasa bahwa sebenarnya kalian juga Alay. Bagi yang punya facebook baru 1-3 Tahun, Kalian sangat beruntung!
Di Jaman sekarang, hampir semua hal yang kita lakukan sering dikatakan 'alay'. Contohnya:
~ Saat sakit update status, dibilang caper
~ Pas galau update status, dibilang sok galau
~ Pas update status tentang cinta, dibilang sok tau
~ Pas update status tentang motivasi, dibilang sok bijak
~ Pas makan-makanan enak terus difoto, dibilang gak pernah makan enak.
~ Pas foto selfie, dikatain 'Sejak kapan monyet bisa selfie?'
~ Pas foto sama cewek, dikatain 'Si cewek kok mau foto sama orang kayak gitu'
~ Pas foto sama cowok, dikatain 'Maho ya?'
~ Pas foto sama anjing/hewan, dikatain 'tuh anjing kok mau foto sama monyet?'
~dll...
Dan karna itu semua gua jadi merasa, perbuatan apapun yang gua lakukan itu selalu alay. Dan semenjak kejadian-kejadian seperti itu terjadi di hidup gua, gua memilih untuk tidak melakukan apa-apa. Tapi gua berusaha memberanikan diri semenjak gua buat Blog ini. Gak sampe sehari setelah gua mbuat blog, cacian secara haluspun langsung masuk ke BBM gua. 'eh, sejak kapan jerapah warnanya merah jambu', 'wos, ternyata jerapah bisa nulis Blog', 'itu blog apa?, isinya cerita b*k*p ya?'
Gua sebenernya gak suka dibilang alay, tapi ya mau gimana lagi. By the way, supaya kalian bisa semakin jelih untuk mengatagorikan orang alay dan orang biasa, ini gua kasih ciri-ciri anak 4L4y :
1. fotonya ga nahan smua! (dengan gaya di imut imutin,dideketin lampu biar 'terang bgt',foto deket bgt dari wajah *biar jeleknya ga keliatan*,foto dari atas *biar kelihatan keren kali ya*,dll.. pokoknya yang bisa bikin ENEG semua orang)
2. usernamenya mengagung-agungkan diri sendiri, seperti : pRinceSs cuTez,sHa luccU,tIkka cAntieqq,etc. (pede bgt sih?)
3. kata /singkatan selalu diakhiri huruf z/s (cth : nama adalah talitra,dbuat jadi : talz. nama adalah niken,dibuat jadi qens.. "mlz bgtz!" atau "gurunya malezin yh" dsb!)
4. kalo sms ke orang dengan minta balasan kaya "repp iah!" / "blz dum" / "reply dsini iiaaa" / "Lzzzz"
5. biasanya para alay itu ga pede pake nama asli mereka. mereka selalu pake nama samaran dgn gaya penulisan yg aneh". dan emang bener bgt klo fb itu uda jd sarangnya para alay.
6. sedikit menuju ke arah ketidak normalan padahal dia normal.
ckckck -___-
7. Nah kalo alay main Facebook : misalnya alay nya cowo terus nge add cewe, pas abis di add dia sok kenalan deh ngomong begini ‘SaLam kNaL YuPz NaMa guW RaYY’.
8. Nama jelek sok sok ga terima dan mengganti dengan nama yang sedikit eropa padahal namanya ndeso.
--
 Itulah ciri-ciri orang alay, mohon jangan ada dari kalian yang mencoba hal di atas. Karna hal-hal diatas dapat menyebabkan kalian di cap sebagai orang 4L4y.
Pada intinya alay itu mungkin juga termasuk 'Masa Puber' kali ya. Karna alay itu juga termasuk proses peralihan dari anak-anak menjadi dewasa. Jika kalian belum pernah alay, berarti kalian tidak akan pernah jadi dewasa.

Filosofi Tokoh Wayang Semar dalam Kebudayaan Jawa



Semar dalam bahasa Jawa (filosofi Jawa) disebut Badranoyo
Bebrodo = Membangun sarana dari dasar
Noyo = Nayoko = Utusan mangrasul
Artinya: Mengembani sifat membangun dan melaksanakan perintah Allah untuk kesejahteraan manusia .

Javanologi : Semar = Haseming samar-samar (Fenomena harafiah makna kehidupan Sang Penuntun). Semar tidak lelaki dan bukan perempuan, tangan kanannya keatas dan tangan kirinya kebelakang. Maknanya : "Sebagai pribadi tokoh semar hendak mengatakan simbul Sang Maha Tumggal". Sedang tangan kirinya bermakna "berserah total dan mutlak serta selakigus simbul keilmuaan yang netral namun simpatik".
Domisili semar adalah sebagai lurah karangdempel / (karang = gersang) dempel = keteguhan jiwa. Rambut semar "kuncung" (jarwodoso/pribahasa jawa kuno) maknanya hendak mengatakan : akuning sang kuncung = sebagai kepribadian pelayan.
iri sosok semar adalah:
  1. Semar berkuncung seperti kanak kanak,namun juga berwajah sangat tua
  2. Semar tertawannya selalu diakhiri nada tangisan
  3. Semar berwajah mata menangis namun mulutnya tertawa
  4. Semar berprofil berdiri sekaligus jongkok
  5. Semar tak pernah menyuruh namun memberikan konsekwensi atas nasehatnya.
Dalam lakon wayang kulit sebenarnya ada tokoh punakawan yang lain yang merupakan “anak-anak” dari Semar, yaitu Gareng, Petruk dan Bagong. Menurut salah satu literatur disebutkan bahwa sesungguhnya Gareng, Petruk dan Bagong bukanlah anak kandung Semar. Gareng sebenarnya adalah putra seorang pendeta yang dikutuk dan Semarlah yang telah berhasil membebaskan kutukan itu. Petruk sendiri sebenarnya adalah putra seorang raja bangsa Gandharwa. Sedangkan Bagong tercipta dari bayangan Semar berkat sabda sakti Resi Manumanasa, leluhur para Pandawa. Namun demikian hanya tokoh Semar saja yang selalu hadir di setiap lakon apapun. Baik itu dalam pewayangan Jawa Tengah, pewayangan Sunda, ataupun pewayangan Jawa Timuran. Sementara ketiga punakawan yang lain belum tentu ada.
Artinya tokoh Semar dianggap sebagai figur sentral dalam setiap pementasan wayang kulit karena merupakan sang penyampai pesan. Tentu saja gaya penyampaian pesan ala Semar tidaklah seserius tokoh wayang yang lain karena pada dasarnya Semar seringkali berbicara sambil bercanda. Nah, disinilah letak menariknya tokoh Semar. Serius, tapi juga santai. Dengan cara “sersan” inilah mungkin diharapkan pesan moral lewat tokoh Semar, lebih mudah diterima dan dicerna oleh setiap penikmat pertunjukan wayang.
Dalam kisah Mahabharata, Semar ditampilkan sebagai abdi atau pengasuh dari para Pandawa yang merupakan keturunan Resi Manumanasa. Sementara dalam kisah Ramayana, Semar juga ditampilkan sebagai abdi atau pengasuh Sri Rama dan Sugriwa. Sehingga boleh dikata tokoh Semar akan selalu muncul dalam setiap pementasan wayang kulit, tidak peduli apapun judul yang sedang dikisahkan. Dalam hal ini Semar tidak hanya berperan sebagai abdi atau pengikut saja, melainkan juga sebagai pelontar humor untuk mencairkan suasana yang tegang.

Dalam perkembangan selanjutnya, derajat Semar semakin meningkat lagi. Semar dikisahkan bukan sekadar rakyat jelata biasa, melainkan merupakan penjelmaan dari Batara Ismaya, kakak dari Batara Guru yang sekaligus juga merupakan raja para dewa. Memang ada beberapa versi tentang asal-usul dari tokoh Semar ini. Namun semua pada dasarnya menyebut bahwa tokoh ini merupakan penjelmaan dari dewa. Semar juga merupakan lurah yang berdomisili di Karangdempel. Karang berarti gersang. Sedangkan dempel berarti keteguhan jiwa.
Kalau kita perhatikan, betapa banyak filosofi dari tokoh Semar ini yang sangat mengagumkan. Dalam filosofi Jawa, Semar disebut dengan Badranaya. Berasal dari kata bebadra yang artinya membangun sarana dari dasar dan naya atau nayaka yang berarti utusan. Maksudnya mengemban sifat membangun dan melaksanakan perintah Allah demi  kesejahteraan manusia. Secara Javanologi, Semar berarti haseming samar-samar. Sedangkan secara harafiah, Semar berarti sang penuntun makna kehidupan.
Secara fisik, Semar tidak laki-laki dan bukan pula perempuan. Ia berkelamin laki-laki, tetapi memiliki payudara seperti perempuan, yang merupakan simbol dari pria dan wanita. Tangan kanan Semar ke atas, maknanya bahwa sebagai pribadi tokoh semar hendak mengatakan simbol Sang Maha Tunggal. Sedang tangan kirinya ke belakang, bermakna berserah total dan mutlak serta sekaligus simbol keilmuan yang netral namun simpatik.
Semar berambut “kuncung” seperti anak-anak. Maknanya hendak mengatakan bahwa akuning sang kuncung, yaitu sebagai kepribadian pelayan. Semar sebagai pelayan melayani umat tanpa pamrih untuk melaksanakan ibadah amaliah sesuai dengan perintah Allah. Ketika barjalan, Semar selalu menghadap keatas. Maknanya adalah dalam perjalanan anak manusia perwujudannya ia memberikan teladan agar selalu memandang ke atas atau Tuhan Yang Maha Pengasih serta Penyayang umat.
Selain itu Semar juga selalu mengenakan kain jarik motif  Parangkusumorojo, yang merupakan perwujudan Dewonggowantah atau untuk menuntun manusia agar memayuhayuning bawono, yaitu menegakkan keadilan dan kebenaran di bumi.
Ciri fisik Semar yang sangat unik lainnya adalah bentuk tubuhnya yang bulat. Ini merupakan simbol dari bumi atau jagad raya, tempat tinggal umat manusia dan makhluk lainnya. Semar juga tampak selalu tersenyum, tapi matanya sembab. Ini menggambarkan simbol suka dan duka. Wajahnya tampak tua, tapi rambutnya berkuncung seperti anak kecil. Ini merupakan simbol tua dan muda. Ia merupakan penjelmaan dewa, tetapi hidup sebagai rakyat jelata. Ini merupakan simbol dari atasan dan bawahan.
Bagi saya Semar mempunyai banyak keistimewaan. Selain ciri-ciri fisik, keistimewaan Semar yang lain adalah tentang statusnya. Meskipun statusnya hanya sebagai abdi, namun keluhurannya disejajarkan dengan Prabu Kresna dalam kisah Mahabharata. Menurut versi aslinya, penasehat pihak Pandawa dalam perang Baratayuda adalah Kresna. Akan tetapi dalam pewayangan, penasehat Pandawa menjadi dua yaitu Kresna dan Semar.
Sering dikisahkan bahwa senjata Semar adalah kentut. Konon kentut Semar ini bisa membuat pusing para punggawa keraton yang tidak menjalankan tugasnya sesuai ketentuan yang berlaku. Dengan kata lain ada saja pejabat keraton yang melakukan tindakan melawan hukum yang merugikan masyarakat.
Sebagai penjelmaan dewa, Semar dikenal juga sangat arif dan bijaksana.  Bisa bergaul dengan siapa saja, baik  dengan kalangan atas maupun kalangan bawah. Selain itu juga tanggap terhadap perubahan jaman. Akan tetapi jika menemukan ketidakadilan dan tindakan sewenang-wenang, maka Semar akan dengan tegas  melakukan tindakan preventif, persuasif dan represif. Bisa dikatakan kalau Semar ini rela mempertaruhkan segalanya demi amanat yang diterimanya dari Sang Maha Kuasa.
Bila kita cermati ucapan Semar setiap kali mengawali dialog : “mbergegeg, ugeg-ugeg, hmel-hmel, sak dulito, langgeng…” Yang artinya diam, bergerak atau berusaha, makan, walaupun sedikit, abadi. Maksudnya dari ucapan Semar itu kira-kira begini, daripada diam (mbergegeg) lebih baik berusaha untuk lepas (ugeg-ugeg) dan mencari makan (hmel-hmel) walaupun hasilnya sedikit (sak ndulit) tapi akan terasa abadi (langgeng). Benar-benar sebuah pesan moral yang sangat dalam agar kita selalu bekerja keras untuk mencari nafkah, walaupun hasilnya hanya cukup untuk makan, namun kepuasan yang didapat karena berusaha tersebut akan abadi.
Semar seolah-olah tidak pernah mengenal kata sedih. Bila berbicaranya selalu spontan, tetapi mengandung kebenaran. Setiap bertutur selalu menghibur sehingga orang yang sedih menjadi gembira. Orang yang sedang susah bisa tertawa. Itulah sosok Semar yang selalu tumakninah, mengawal kebenaran dan hati nurani para Pandawa sebagai representasi tokoh dunia putih.
Semar merupakan gambaran perpaduan rakyat kecil sekaligus dewa kahyangan. Jadi, apabila para pemerintah, yang disimbolkan sebagai kaum kesatria asuhan Semar, mendengarkan suara rakyat kecil yang bagaikan suara Tuhan, maka bisa dipastikan negara yang dipimpinnya akan menjadi nagara yang unggul dan sentosa.

Sekarang coba kita perhatikan para pejabat di negara kita. Apakah mereka sudah benar-benar mengemban amanat rakyat? Apakah mereka berani mempertaruhkan segalanya demi kebenaran? Ah, sepertinya kok masih jauh dari angan-angan ya. Mungkin para pejabat di negara kita ini perlu kali ya belajar dari sosok Semar. Karena dengan memahami falsafah Jawa dan perilaku Semar tadi pasti akan diperoleh banyak manfaat bagi kehidupan di dunia ini. Dan yang pasti jika semua pejabat kita bisa mencontoh sosok Semar, niscaya negara kita akan menjadi negara yang makmur, gemah ripah loh jinawi. Semoga….