Filsafat Yunani dikenal dunia islam melalui
terjemahan tulisan-tulisan mengenai filsafat ke dalam bahasa arab. Kota
iskandaria di Mesir mempunyai peranan penting dalam perkembangan filsafat dan
perkembangan ilmu, karena disini terdapat kumpulan tulisan-tulisan yang
disimpan dalam perpustakaan besar yang dapat dipelajari oleh para ilmuwan
maupun para filsuf pada abad ke 7.
Banyak orang Arab menerjemahkan berbagai
cabang pengetauan. Pada waktu itu kota iskandaria tidak hanya merupakan
pertemuan berbagai budaya. Pusat kebudayaan semacam ini juga terjadi di daerah
Syria dan Persia.
Penerjemahan buku-buku ke dalam bahasa Arab telah dimulai sejak permulaan daulah umaiyah,
tetapi puncak kegiatan penerjemahan terjadi pada abad ke 9, yaitu pada masa
khalifah Al-Ma’mun. ia adalah seorang yang sangat menyenangi imu
dan filsafat, sehingga ia mendirikan bait al-hikmah. Lembaga ini tidak hanya
berfungsi sebagai wadah kegiatan
penerjemahan, tetapi juga berfungsi sebagai pusat pengembangan filsafat dan
sains. Dengan adanya penerjemahan ini umat islam telah mampu menguasai ilmu dan
filsfat Yunani. Beberap filsuf islam yang terkenal akan dapat memberikan kesan
tersebut. Mereka itu ialah :
1.
Al-Kindi
Ia dikenal sebagai filsuf muslim keturunan
Arab pertama. Menurutnya filsfat adalah pengetauan tentang kebenaran, dan ia
berupaya untuk memadukan filsafat dengan agama.Al-Quran membawa
argument-argumen tentang kebenaran yang meyakinkan, karenanya mempelajari
filsafat dan berfilsafat tidak dilarang.
2.
Al-Razi
Ia dikenal sebagai seorang pekerja yang rajin
dan ulet, serta gemar belajar. Menurutnya Tuhan memberikan akal kepada kita ,
dengan akal kita dapat membuat hidup yang lebih baik dan dengan akal pula kita
dapat memperoleh pengetahuan yang tertinggi, yaitu pengetahuan tentang Tuhan.
3. Al-Farabi
Ia dikenal sebagai filsuf islam besar yang
memiliki keahlian dalam banyak bidang keilmuan. Al-Farabi berusaha untuk
memadukan beberapa pandangan filsafat, terutama pemikiran plato dan
aristoteles. Karenanya ia dikenal sebagai filsuf sinkretisme yang mempercayai
adanya kesatuan dalam filsafat. Ia berpendapat pula bawa tidak ada perbedaan
antara filsafat dengan agama karena keduanya mengacu pada kebenaran. Dalam hal
metafisika Al-Faribi menggunakan pemikiran aristoteles.
4.
Ibn Sina
Ia terkenal mempunyai kecerdasan yang luar
biasa. Hal ini tampak pada waktu ia berusia 10 tahun telah mampu menghafal
Al-quran,sebagian besar sastra Arab serta juga hafal buku tentang metafisika
karangan Aristoteles. Ilmu hitung, ilmu ukur, sastra Arab dan filsfat telah
dikuasainya pada usia 16 tahun. Ilmu kedokteran bahkan dipelajarinya sendiri
pada usia 18 tahun ia telah bekerja sebagai guru, pengarang, filsuf dan dokter
yang terkenal.
Mengenai
metafisika ia mengemukakan pandangannya bahwa esensi terdapat di dalam akal
sedang wujud terdapat di luar akal. Wujudlah yang menyebabkan esensi dalam akal
memiliki kenyataan diluar akal. Tanpa wujud, esensi tidakla begitu berarti,
karenanya wujud lebi pentin dari esensi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar