Selasa, 11 Oktober 2016

Pendidikan Karakter

Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk anak-anak di Indonesia. Indonesia telah merubah dan menyempurnakan kurikulum hingga sekarang. Awalnya menggunakan KTSP sekarang telah menggunakan Pendidikan Karakter.

Menurut saya, Pendidikan Berkarakter adala ciri khas berfikir dan berprilaku setiap individu itu sendiri dan juga bersifat religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras dll.
Berlatar belakang bahwa nilai, norma, dan mental bangsa mulai surut, maka di situlah muncul ide untuk memperbaiki karakter bangsa Indonesia melalui pendidikan karakter. selain itu menurut Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa “pendidikan merupakan daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intellect), dan tubuh anak. 

Jadi sudah jelas, bahwa pendidikan merupakan kunci utama untuk menumbuhkembangkan karakter bangsa menjadi baik.Jika saja pendidikan karakter tidak ada, maka banyak sekali permasalan di neara ini.

Korupsi, adalah sala satu masalah yang paling sering dihadapi jajaran pemimpin bangsa ini, menjelaskan bahwa tidak adanya moral tersisa pada dirinya dari pelajaran moralitas semasa sekolah dulu. Perubahan-perubahan kurikulumpun tampaknya tidak berpengaruh besar. Menjelaskan bahwa ada yang salah dari pendidikan Indonesia, khususnya pendidikan karakter/moral.
Pada  umumnya masalah yang terjadi berkaitan dengan ekonomi yang lemah. Tapi kembali lagi, apa yang menyebabkan ekonomi Indonesia lemah dan tak merata? Dimana peran pemimpin bangsa? Dan kenapa pemimpin bangsa cenderung lebih suka memperkaya diri dibanding memperjuangkan pembangunan dan ekonomi daerahnya?
Lagi-lagi, semua masalah ini bisa dikerucutkan dikarenakan adanya Permasalahan Pendidikan di Indonesia.

Saran untuk penyelesaiannya adalah bagaimana kita bisa mengubah sistem pendidikan di Indonesia. Pada masa sekolah dasar, semua mata pelajaran diutamakan pada pendidikan karakter dan moral. Kurangi prioritas pemberian mata pelajaran berat seperti matematika, IPA maupun IPS. Karena tanpa adanya pondasi moral yang kuat sejak dini, permasalahan yang dijelaskan di atas akan terus berulang.
Bahkan seorang idealis mahasiswa yang berkoar-koar di ospek jurusan, BEM dan kabinet keluarga mahasiswa ataupun aktivis sosial, banyak juga kok yang akhirnya melepas idealisme nya karena tergiur kekayaan dan uang.
Seperti kata pepatah: uang bukan segalanya, tapi segalanya butuh uang. Karena inilah kebanyakan kita suka dengan uang.  

Pelaksanaan pendidikan karakter memiliki permasalahan tersendiri, yaitu adanya ketidaksinkronan antara konsep pendidikan karakter, yang bertujuan untuk mengembalikan budaya dan karakter bangsa yang semakin merosot dengan realita yang dihadapi. Pada saat di sekolah ditanamkan nilai-nilai karakter baik, tidak ditunjang dengan kondisi lingkungan yang mencontohkan nilai-nilai yang berseberangan.Menghadapi kondisi Bangsa Indonesia yang mengalami krisis multidimensional akibat terkikisnya nilai-nilai karakter bangsa, dan kekhawatiran  lahirnya generasi yang tidak sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, generasi yang berkepribadian luhur, menjalankan nilai-nilai agama dan pancasila, maka di buatlah kebijakan dan konsep pendidikan budaya dan karakter bangsa untuk mengembalikan  karakter bangsa Indonesia yang religius dan pancasilais.Pendidikan karakter sebagai reformasi pendidikan akan terwujud dengan adanya kerjasama mulai dari pemerintah pusat sebagai pembuat kebijakan, sekolah sebagai pelaksana pendidikan di lapangan yang mengintegrasikan pendidikan karakter dalam kurikulum yang dipergunakan dan gurunya sebagai role model, orang tua sebagai pembentuk pertama karakter anak, dan masyarakat atau lingkungan yang mencerminkan penerapan budaya dan karakter bangsa dalam kehidupan sehari-hari.  Keberhasilan pendidikan karakter akan dirasakan manakala semua unsur menjalankan fungsi masing-masing dengan sebaik-baiknya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar