Teori pendidikan bertujuan menghasilkan
pemikiran tentang kebijakan dan prinsip-prinsip pendidikan yang didasari oleh
filsafat pendidikan. Adapun praktek pendidikan atau proses pendidikan
menerapkan serangkaian kegiatan berupa implementasi kurikulum dan interaksi
antara guru dengan peserta didik guna mencapai tujuan pendidikan menggunakan
rambu-rambu dari teori-teori pendidikan.
Hal-hal
penting yang dilakukan oleh filsafat pendidikan adalah :
1. Memberikan
inspirasi yakni menyatakan/mengemukakan tujuan pendidikan Negara bagi
masyarakat yang meliputi pendidikan
formal maupun non-formal. Di Indonesia, tujuan pendidikan Nasional tercantum
dalam UU no 2 taun1989 tentang sistem pendidikan Nasional.
2.
Melaksanakan Analisis, yaitu menemukan dan menginterpretasi arti dalam kegiatan
pembahasan tentang teori pendidikan maupun tentang praktek pendidikan. Tentunya
analisis ini dilakukan secara kritis.
3. Memberikan
pengarahan, artinya memberikan arah yang jelas dan tepat untuk melaksanakan praktek
pendidikan sebagai implementasi dari perencanaan.
4. Melaksanakan
penyelidikan dan mengajukan pertanyaan. Dalam hal ini filsafat pendidikans menanyakan tentang kebijakan
pendidikan dan praktek dilapangan yang menggunakan rambu-rambu dari teori pendidikan,
dengan tujuan memberikan kritik persetujuan atau kalau perlu mengadakan
perubahan/modifikasi.
Adanya siklus antara filsafat pendidikan,
teori pendidikan dan praktek pendidikan ini menyebabkan terjadinya pengembangan
dalam dunia pendidikan suatu Negara.
Oleh karenanya teori dan kebijakan yang berlaku di Negara lain, perlu
diadaptasi dan disesuaikan dengan situasi serta kondisi negara yang akan
menggunakan teori tersebut. Atas dasar hal ini penelitian kelas dalam
pendidikan sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Negara
kita yang memiliki cirri-ciri masyarakat khas Indonesia.
Namun apabila kita mengacu pada pandangan
kontruktivisme maka “mengajar” merupakan proses pengaturan kondisi agar peserta
didik dapat dengan mudah mengkonstruk atau membangun pengetahuannya ke arah
tujuan yang diinginkan, yakni memahami konsep
yang disepakati oleh para ilmuwan. Konsep ini sering kali disebut
sebagai konsep ilmiah. Apabila peserta didik telah memiliki pengetahuan atau
konsep yang tidak sesuai dengan konsep ilmiah, maka proses pengaturan kondisi
dimaksudkan agar peseta didik dapat merekonstruksi pengetahuannya hingga diperoleh
konsep yang sesuai dengan konsep para ilmuwan. Jadi dalam mengajar berbagai
metode dan pendekatan dapat digunakan oleh guru akan tetapi pendekatan konsep
yang menekankan pada penguasaan konsep yang harus dipahami oleh peserta didik
tidak boleh diabaikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar