Selasa, 12 Desember 2017

Mengajar Itu Tidak Semudah yang Dipikirkan dan Dibayangkan



Beberapa waktu yang lalu saya telah melakukan paraktik mengajar yang  menggunakan kurikulum 2013 untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Strategi Pembelajaran di SDIT IBADURRAHMAN. Banyak pengalaman yang telah saya dapatkan selama mengikuti proses belajar mengajar dan proses persekolahan di sekolah tersebut. Pengalaman-pengalaman berharga tersebut selayaknya mesti saya bagikan agar kegiatan saya selama di sekolah menjadi sebuah kegiatan yang sangat berguna dan bermanfaat bagi kita semua terutama dalam hal pembelajaran dan penerapan Kurikulum 2013.
Selama kurang lebih dalam waktu 4 kali pertemuan didalamnya. Kebetulan saya praktik mengajarnya telah bersentuhan langsung dengan yang namanya Kurikulum 2013. Seperti apa pengalaman yang saya dapatkan dalam menerapkan Kurikulum 2013 dalam pembelajaran di SDIT IBADURRAHMAN? Ini dia!
Kurikulum 2013 ini mulai diterapkan pada tahun 2013. Berarti saya termasuk pendidik (baca: calon guru) yang sudah mencicipi pengalaman mengajar seperti apa Kurikulum 2013 itu. kurikulum ini masih belum bisa dikatakan sempurna dalam penerapannya. Namun kita tidak boleh mengatakan kalau penerapannya gagal. Penerapan kurikulum ini sudah cukup baik. Karena masih baru tentu sudah pasti menghadapi dan menemui banyak kendala dan kekurangan.
SDIT IBADURRAHMAN saat ini telah menerapkan Kurikulum 2013 khususnya kelas I dan kelas IV sedangkan untuk kelas II, III, V, dan VI masih menggunakan KTSP. Akan tetapi implementasi Kurikulum 2013 masih belum berjalan dengan baik karena kurikulum ini masih dalam tahap pengenalan dan sosialisasi. Maka pemberdayaan SDM di SDIT IBADURRAHMAN terutama tenaga pendidik agar mampu membuat sistem pembelajaran yang tepat sesuai dengan Kurikulum 2013.
Dalam penerapkannya juga untuk kurikulum 2013 di SDIT IBADURRAHMAN ini masih menggunakan penjadwalan, jadi tidak menerapkannya secara utuh melainkan seminggu sekali pasti ada pemebelajaran tematik terpadunya. Mengapa demikian? Ternyata dalam melakukan perubahan kurikulum pihak dari SDIT IBADURRAHMAN mensosialisasikan terlebih dahulu kepada wali murid dan setelah mencapai mufakat, hasilnya dalam pembelajaran materi bersumber dari buku kurikulum 2013 tetapi dalam pembelajaran masih menggunakan permata pelajaran dan setiap seminggu sekali disisipkan pembelajaran tematik terpadunya.
Pelaksanaan praktik pembelajaran di SDIT IBADURRAHMAN, saya memilih untuk mengajar di kelas 1. Mengapa? karena untuk melatih mental dan pengalaman yang luar biasa mengajar dikelas 1 dimana peserta didik masih senang untuk bermain. Jumlah peserta didik kelas yang tempat saya mengajar ada 32 peserta didik dimana anak-anaknya memiliki berbagai tingkah laku dan pemikiran yang heterogen.
Sedangkan dalam pasal 24 Permendikbud Nomor 17 Tahun 2017, mengenai jumlah peserta didik di dalam satu rombel ketentuannya yaitu untuk jenjang SD, di dalam satu kelas jumlah peserta didik paling sedikit ialah 20 dan paling banyak ialah 28 peserta didik.
Dalam pembelajaran jika peserta didik terlalu banyak, maka pembelajaran tidak akan menjadi efektif dan bermakna apalagi untuk kelas 1 yang fokusnya masih kemana-mana didalam kelas.
Kegiatan belajar mengajar didalam kelas masih banyak sekali hambatan yang ditemui, seperti ada yang menangis, berantam, lari-larian, keluar masuk kelas, menyendiri, masih belum bisa membaca, belum bisa berhitung dan masih dituntun jika menulis nah hal ini mengakibatkan fokus saya terpecah dan membuat materi yang diajarkan tidak semuanya tersampaikan dan peserta didik tidak dapat memamhaminya.
Pertemuan pertama mengajar sempat merasakan syok, capek dan putus asa dalam menghadapi peserta didik yang hyper aktif. Suara pun harus ekstra dikeluarkan jika tidak makaakan kalah oleh suara peserta didik dan juga sewaktu observasi pula memang kelas yang jadi tempat saya mengajar ini termasuk peserta didik yang paling aktif diantara kelas 1 lainnya.
Selanjutnya  saya mencoba untuk lebih mendekatkan ke peserta didik dengan menggunakan media pembelajaran yang menarik agar fokus siswa kedepan kelas dan memperhatikan yang saya jelaskan, dan juga mengajak siswa untuk duduk di depan semuanya agar bisa terjangkau. Setelah saya menggunakan media gambar anak-anak memperhatikan dengan antusias mungkin mereka penasaran dengan gambar-gambar itu tentang apa.
Pembelajaran yang monoton membuat peserta didik cepat bosan maka dalam hal ini saya sering menyelipkan ketika pembelajran untuk bernyanyi atau bergerak-gerak yang mebuat siswa menjadi segar kembali untuk memulai pemebelajaran agar materi yang diajarkan dapat dipahami.
Menurut E. Mulyasa (2006) pembelajaran menyenangkan (joyfull learning) merupakan suatu proses pembelajaran yang di dalamnya terdapat sebuah kohesi yang kuat antara pendidik dan peserta didik, tanpa ada perasaan terpaksa atau tertekan (not under pressure).
Dengan kata lain, pembelajaran menyenangkan adalah adanya pola hubungan yang baik antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Guru memposisikan diri sebagai mitra belajar siswa, bahkan dalam hal tertentu tidak menutup kemungkinan guru belajar dari siswanya.
Menjadi guru yang harus dituntut bisa menjadi tauladan yang baik oleh siswanya membuat beban yang amat dalam, serta dalam mengajar harus dengan hati yang ikhlas agar mendapatkan imbalan diakhirat nanti. Jadi guru itu amanah, maka bersyukurlah amanh itu bisa kita pegang.
Sebenarnya saya dalam mencoba menerapkan kurikulum 2013 ini masih hitam-putih. Dalam arti bahwa saya telah berusaha mencoba menerapkan kurikulum ini sesuai dengan yang disosialisikan dan diarahkan oleh pemerintah. Jadi apa yang saya coba lakukan itu berdasar pada koridor dan arahan dari pemerintah atau Kementrian Pendidikan.
Namun karena masih baru, jadi saya berpikir bahwa seperti apapun penerapannya merupakan hal wajar mengingat keterbatasan ilmu dan pengalaman yang kami miliki.
Demikianlah pengalaman saya dalam menerapkan Kurikulum 2013. Saya berharap semoga pengalaman ini memberikan banyak manfaat untuk kita semua terutama bagi diri saya pribadi agar ke depannya lebih baik lagi dalam menerapkan Kurikulum 2013.