Teori Tabula Rasa ternyata dewasa ini
ternyata tidak sesuai lagi. Adanya Televisi Yang telah dinikmati oleh sebagian
besar masyarakat kita memberikan pengetahuan pada peserta didik yang secara
informal telah mereka serap. Hubungan antar kelompok sebaya, hubungan antar
anggota keluarga, semua memberikan pengetahuan awal peserta didik yang perlu
diperhitungkan oleh guru dikelas sebelum memperkenalkan konsep tertentu.
Konsep-konsep tidak mudah dilupakan peserta didik apabila dapat dibahas secara
kontekstual, dirasakan bermanfaat untuk diketahui peserta didik sehingga timbul
keinginan untuk mempelajari lebih jauh konsep-konsep dalam materi subyek
tertentu. Pendidikan taman kanak-kanak dan kelas-kelas awal sekolah dasar perlu
memperhatikan kenyataan bahwa sebelum seorang anak memasuki pendidikan formal
ia telah memiliki pengetahuan tentang lingkungannya yang dipengearuhi oleh
pendidikan di lingkungan terdekatnya yaitu keluarga. Disamping itu secara
naluriah setiap anak manusia selalu ingin mengetahui lebih lanjut sesuatu yang
dihadapinya melalui penyelidikan dengan caranya sendiri.
Sebagai contoh seorang anak yang belum dapat
berbicara, berdiri dan berpegan pada sebuah meja kaca. Ia tertawa melihat
gambarnya yang ada pada meja kaca tersebut. Ia kemudian melihat kebawah meja
sambil menggapai dengan tangannya, kemudian berdiri lagi sambil tertawa sambil
memukul-mukul tangannya pada meja tersebut. Anak itu pasti memikirkan sesuatu ,
termasuk memikirkan siapa yang ada dibawah meja. Dihadapkan pada situasi yang
sama, anak yang sudah dapat berbicara apabila ditanya tentang apa atau siapa
yang dilihat, akan menjawab bawa dirinyalah yang tampak di kaca meja.
Selanjutnya dengan bertambahnya usia anak, pertanyaan tentang “apa”, “mengapa”
dan “bagaimana” akan membuat anak selalu berpikir untuk mencari jawabannya
melalui kegiatan bermain atau media permainan. Oleh karenanya guru sekolah
dasar perlu mengajarkan konsep-konsep ilmu sambil bermain.
Jadi, Seorang guru perlu menguasai
konsep-konsep yang akan dikaji serta pedagogi atau ilmu dan seni mengajar
materi subyek terkait, agar tidak terjadi salah konsep atau miskonsepsi pada
diri peserta didik. Disamping itu juga agar dihasilkan produk pendidikan sesuai
tujuan pendidikan nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar