Minggu, 06 November 2016

Hubungan Tabula Rasa Dengan Peranan Filsafat Pendidikan

Teori Tabula Rasa ternyata dewasa ini ternyata tidak sesuai lagi. Adanya Televisi Yang telah dinikmati oleh sebagian besar masyarakat kita memberikan pengetahuan pada peserta didik yang secara informal telah mereka serap. Hubungan antar kelompok sebaya, hubungan antar anggota keluarga, semua memberikan pengetahuan awal peserta didik yang perlu diperhitungkan oleh guru dikelas sebelum memperkenalkan konsep tertentu. Konsep-konsep tidak mudah dilupakan peserta didik apabila dapat dibahas secara kontekstual, dirasakan bermanfaat untuk diketahui peserta didik sehingga timbul keinginan untuk mempelajari lebih jauh konsep-konsep dalam materi subyek tertentu. Pendidikan taman kanak-kanak dan kelas-kelas awal sekolah dasar perlu memperhatikan kenyataan bahwa sebelum seorang anak memasuki pendidikan formal ia telah memiliki pengetahuan tentang lingkungannya yang dipengearuhi oleh pendidikan di lingkungan terdekatnya yaitu keluarga. Disamping itu secara naluriah setiap anak manusia selalu ingin mengetahui lebih lanjut sesuatu yang dihadapinya melalui penyelidikan dengan caranya sendiri.
Sebagai contoh seorang anak yang belum dapat berbicara, berdiri dan berpegan pada sebuah meja kaca. Ia tertawa melihat gambarnya yang ada pada meja kaca tersebut. Ia kemudian melihat kebawah meja sambil menggapai dengan tangannya, kemudian berdiri lagi sambil tertawa sambil memukul-mukul tangannya pada meja tersebut. Anak itu pasti memikirkan sesuatu , termasuk memikirkan siapa yang ada dibawah meja. Dihadapkan pada situasi yang sama, anak yang sudah dapat berbicara apabila ditanya tentang apa atau siapa yang dilihat, akan menjawab bawa dirinyalah yang tampak di kaca meja. Selanjutnya dengan bertambahnya usia anak, pertanyaan tentang “apa”, “mengapa” dan “bagaimana” akan membuat anak selalu berpikir untuk mencari jawabannya melalui kegiatan bermain atau media permainan. Oleh karenanya guru sekolah dasar perlu mengajarkan konsep-konsep ilmu sambil bermain.
Jadi, Seorang guru perlu menguasai konsep-konsep yang akan dikaji serta pedagogi atau ilmu dan seni mengajar materi subyek terkait, agar tidak terjadi salah konsep atau miskonsepsi pada diri peserta didik. Disamping itu juga agar dihasilkan produk pendidikan sesuai tujuan pendidikan nasional.












Tidak ada komentar:

Posting Komentar