Jumat, 11 November 2016

Meningkatkan Karakteristik Peserta Didik Dalam Peduli terhadap Lingkungan

Lingkungan yang bersih merupakan awal hidup sehat.Selain untuk mendapatkan kesehatan yang lebih baik, lingkungan yang sehat juga bisa melahirkan kreatifitas lebih. Ide-ide cemerlang pun bermunculan. Konsentrasi tetap terjaga, tidak terganggu oleh aroma bau, pemandangan pun indah untuk dipandang tidak penuh sampah berserakan dan perasaanpun akan nyaman.
Sekolah merupakan salah satu lembaga formal pendidikan yang berfungsi untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan anak, Sekolah merupakan tempat kita memperoleh berbagai ilmu pengetahuan sebagai bekal bertahan hidup dkemudian hari. Pemahaman dan pengenalan mengenai lingkungan dapat diperoleh melalui pendidikan di Sekolah.
Seringkali kita mendengar slogan-slogan diberbgai tempat terutama di sekolah, yang isinya mengajak kita untuk menjaga kebersihan lingkungan. Tetapi slogan-slogan tersebut fungsinya hanya seperti hiasan padahal isi dari slogan sangat penting.
Salah satu cara menjaga kelestarian lingkungan adalah menjaga kebersihan. Banyak slogan yang mengajak kita untuk menjaga kebersihan, tapi kenyataannya, Siswa masih membuang sampah sembarangan, suka merobek-robek kertas, jika dia jajan bungkus jajanannya dibuang ditempat jajanan tersebut padaal ditempat tersebut telah disediakan tempat sampah. Disamping itu sampah yang kita buang sembarangan tadi juga dapat menyebabkan suasana belajar tidak nyaman. Bila lingkunan sehat maka semua makhluk hidup yang ada disekeliling kita akan dapat bernafas dengan dengan baik.
Namun tidak adanya kesdaran dari siswa dan siswi untuk membuang sampah pada tempatnya sebagai wujud menjaga kebersihan lingkungan di sekolah. Selain membuang sampah pada tempatnya, kita juga dapat menjalankan piket kelas sebagai aksi menjaga kebersihan lingkungan di sekolah. Biasakan memilah sampah sesua dengan kelompoknya sebelum dimasukan ke tempat sampah, Jenis sampah dibagi menjadi dua yaitu yang pertama sampah organic merupakan sampah yang mudah terurai dan membusuk, contohnya sisa makanan, sayur, daging dan buah-buahan atau daun daunan. Yang kedua sampah non-organik merupakan sampah yang tidak bisa terurai dan membusuk secara alamiah, contohnya kertas, plastic, kaca karet dan sejenisnya.
Mulai hari ini, berniat, setiap ada sampah, kita masukan di tempat sampah “ Kebersihan adalah sebagian dari iman”. Maka dari itu dalam menjaga kebersihan harus ada kerja sama antar semua warga di sekolah tersebut agar menurangi pencemaran lingkungan. Selain itu dianjurkan untuk menanam sebuah tanaman , apotek hidup, bunga-bunga agar sekolah terlihat indah dan bagus, rapid an indah, rindang dan nyaman.
Dan yang terpenting dalam menjaga kebersihan di sekolah yaitu toilet sekolah. Sering kita temukan di sekolah kebanyakan siswa dan siswi tidak bersikap disiplin dalam pemakaian toilet sekolah. Menjadikan toilet sekolah kotor karena ulah sebagi siswa dan siswi yang tidak menjaga toilet sekolah, akibatnya toilet menimbulkan efek bau di lingkungan sekolah.
Demi tercapainya lingkungan yang asri perlu diadakan tindakan-tindakan yang bersifat mencegah dan mengatasi masalah yang ada. Tindakan –tindakan yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut :
1.    Guru selalu memberi contoh bila membuang sampah selalu pada tempatnya.
2. Guru wajib menegur dan menasehati siswa dan siswi yang membuang sampah sembarangan, terutama pada saat siswa dan siswi makan dan miunum di dalam kelas biasanya mereka menaruh bungkusnya di kolong bangku.
3.    Mencatat siswa dan siswi yang membuang sampah sembarangan
4.    Membuat tata tertib baru yang isinya tentang pemberian denda terhadao siswa sebesar Rp 5.000 setiap melanggar 1  tata tertib sekolah.
Dengan tindakan-tindakan ini maka kebersihan sekaligus kedisiplinan akan tercapai, terutama tindakan nomer 4, Karena siswa dan siswi yang mau melakukan pelanggaran itu juga tidak berani, karena kalau melakukan pelanggaran tersebut akan di denda, pada akhirnya kebersihan dan kedisiplinan, kepatuhan siswa terhadap tata tertib pun akan terjaga, selain itu juga dapat mengharunmkan nama baik sekolah, karena diakui oleh masyarakat sekitar sekola bahwa anak sekolah kita disiplin dan patuh terhadap peraturan.
Kesimpulan cara menjadikan lingkungan sekolah yang bersih dan sehat dapat dilakukan dengan piket kelas, membuang sampah pada tempatnya, menjaga kebersihan toilet.

Minggu, 06 November 2016

Hubungan Tabula Rasa Dengan Peranan Filsafat Pendidikan

Teori Tabula Rasa ternyata dewasa ini ternyata tidak sesuai lagi. Adanya Televisi Yang telah dinikmati oleh sebagian besar masyarakat kita memberikan pengetahuan pada peserta didik yang secara informal telah mereka serap. Hubungan antar kelompok sebaya, hubungan antar anggota keluarga, semua memberikan pengetahuan awal peserta didik yang perlu diperhitungkan oleh guru dikelas sebelum memperkenalkan konsep tertentu. Konsep-konsep tidak mudah dilupakan peserta didik apabila dapat dibahas secara kontekstual, dirasakan bermanfaat untuk diketahui peserta didik sehingga timbul keinginan untuk mempelajari lebih jauh konsep-konsep dalam materi subyek tertentu. Pendidikan taman kanak-kanak dan kelas-kelas awal sekolah dasar perlu memperhatikan kenyataan bahwa sebelum seorang anak memasuki pendidikan formal ia telah memiliki pengetahuan tentang lingkungannya yang dipengearuhi oleh pendidikan di lingkungan terdekatnya yaitu keluarga. Disamping itu secara naluriah setiap anak manusia selalu ingin mengetahui lebih lanjut sesuatu yang dihadapinya melalui penyelidikan dengan caranya sendiri.
Sebagai contoh seorang anak yang belum dapat berbicara, berdiri dan berpegan pada sebuah meja kaca. Ia tertawa melihat gambarnya yang ada pada meja kaca tersebut. Ia kemudian melihat kebawah meja sambil menggapai dengan tangannya, kemudian berdiri lagi sambil tertawa sambil memukul-mukul tangannya pada meja tersebut. Anak itu pasti memikirkan sesuatu , termasuk memikirkan siapa yang ada dibawah meja. Dihadapkan pada situasi yang sama, anak yang sudah dapat berbicara apabila ditanya tentang apa atau siapa yang dilihat, akan menjawab bawa dirinyalah yang tampak di kaca meja. Selanjutnya dengan bertambahnya usia anak, pertanyaan tentang “apa”, “mengapa” dan “bagaimana” akan membuat anak selalu berpikir untuk mencari jawabannya melalui kegiatan bermain atau media permainan. Oleh karenanya guru sekolah dasar perlu mengajarkan konsep-konsep ilmu sambil bermain.
Jadi, Seorang guru perlu menguasai konsep-konsep yang akan dikaji serta pedagogi atau ilmu dan seni mengajar materi subyek terkait, agar tidak terjadi salah konsep atau miskonsepsi pada diri peserta didik. Disamping itu juga agar dihasilkan produk pendidikan sesuai tujuan pendidikan nasional.